Kepala dinas kesehatan masyarakat setempat telah menyatakan bahwa hanya empat paramedis yang hadir di dalam stadion sepak bola di Indonesia di mana 131 orang dibunuh dalam kerumunan massa, dengan 12 lainnya di dekatnya, dan telah berjanji untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap reaksi tersebut.

Wiyanto Wijoyo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, menyatakan pertandingan tersebut bukanlah pertandingan yang berisiko tinggi karena hanya dihadiri oleh suporter Arema, tim lokal. Sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi kekerasan antara penggemar saingan, kehadiran penggemar tim pemenang, Persebaya Surabaya, dibatasi.

Sejauh pengetahuan kami, persatuan ini tidak menimbulkan bahaya bagi siapa pun. Insiden 1 Oktober, katanya, “benar-benar tidak terduga.” Dijelaskannya, panitia Liga Indonesia Baru yang bertanggung jawab menyelenggarakan seluruh pertandingan sepak bola di Indonesia menetapkan perlunya ambulans di pertandingan.

Pejabat tinggi keamanan Indonesia, Mahfud MD, mengungkapkan setelah kejadian itu 42.000 tiket terjual untuk tempat yang hanya menampung 38.000.

Wiyanto melaporkan bahwa personel EMS kesulitan memasuki stadion, dan responsnya semakin diperlambat oleh kekacauan di jalan-jalan di luar stadion.

Saksi mata mengatakan polisi melepaskan tembakan ke arah kerumunan, bahkan ke tribun penonton, tanpa peringatan ketika sekelompok penggemar menyerbu lapangan. Orang-orang melarikan diri ketakutan karena gas air mata digunakan di dalam stadion, yang bertentangan dengan peraturan FIFA. Asosiasi sepak bola nasional Indonesia juga menyalahkan keterlambatan masuk ke stadion atas tragedi itu.

Itu adalah salah satu tragedi stadion olahraga paling mematikan yang pernah ada, dengan 547 orang terluka.

Jumlah kami kecil ketika kami masuk, dan korban dengan cepat melampaui mereka. Kami akhirnya memanggil bala bantuan, dan semua ambulans Kabupaten Malang muncul di sana. Sekitar 50 ambulans tambahan membantu mengangkut pasien dan jenazah yang sakit kritis ke fasilitas medis terdekat, katanya.

Lima puluh ambulans dikirim, sejumlah yang mencakup kendaraan pribadi, upaya warga, dan kiriman resmi pemerintah.

Kesulitan-kesulitan itu melampaui kurangnya kesiapan medis. Juga, fakta bahwa itu adalah pendakian yang adil dari rumah sakit terdekat ke stadion. Wiyanto yang dikirim ke RSUD Wava Husada dan Kanjuruhan mengatakan, “Saat saya datang, banyak korban yang tidak bisa datang.”

Lebih lanjut dia menambahkan, beberapa pasien dipindahkan ke rumah sakit Saiful Anwar, yang berjarak antara 90 dan 2 jam perjalanan dengan mobil.

Dia juga mencatat bahwa fasilitas medis kewalahan oleh banyaknya jumlah korban.

Sebagai akibat dari masuknya pasien dalam jumlah besar, tenaga medis kami dengan cepat kewalahan. Tak seorang pun di tim medis mengharapkannya. Hanya butuh beberapa saat untuk ini terjadi.

Dia berjanji bahwa pelajaran akan diambil dari tragedi itu melalui analisis yang cermat.

Pemerintah Indonesia telah membentuk tim pencari fakta untuk menyelidiki tragedi itu, dan Presiden Joko Widodo telah memerintahkan pemeriksaan semua stadion di negara ini.

Ada enam orang, termasuk polisi dan penyelenggara pertandingan, yang didakwa melakukan kejahatan terkait insiden tersebut. Pada konferensi pers pada hari Jumat, Kapolres Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa salah satu tersangka adalah administrator liga sepak bola profesional papan atas negara itu, yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa stadion memiliki izin operasi yang diperlukan. Prabowo mengklaim stadion kota Malang belum diperiksa secara memadai dan tidak memenuhi standar yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi.

Selain tiga polisi yang menyebarkan gas air mata, ketua panitia penyelenggara dan petugas keamanan utama klub tuan rumah Arema FC juga ditangkap.
Jangka waktu maksimum untuk kelalaian kriminal yang menyebabkan kematian adalah lima tahun, yang mereka hadapi jika terbukti bersalah.

Dalam sepucuk surat kepadanya, Presiden FIFA Gianni Infantino meyakinkan Widodo bahwa Indonesia tidak akan dihukum untuk acara tersebut dan bahwa negara itu akan terus menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2019, yang akan mencakup tim dari 24 negara di lima benua.