JAKARTA, 21 Desember (Reuters) – Presiden Indonesia Joko Widodo pada Rabu (21/12) menyatakan bahwa pembatasan ekspor bauksit akan dimulai seperti yang direncanakan pada Juni 2019 untuk mendorong pengolahan di dalam negeri suatu zat yang digunakan sebagai sumber utama bijih aluminium. Bauksit adalah bijih aluminium.

Aturan yang telah diterapkan negara kaya sumber daya terkait penjualan komoditas telah mengejutkan pasar global. Kebijakan-kebijakan ini termasuk larangan singkat namun kontroversial pada awal tahun ini atas pengapalan minyak kelapa sawit dan batu bara, yang keduanya merupakan eksportir terbesar di dunia.

Selain itu, ini adalah salah satu pemasok bauksit terkemuka di dunia, dengan China sebagai pasar utamanya. Di sisi lain, waktu pelarangan Indonesia sudah tepat mengingat undang-undang pertambangan yang ada di negara tersebut.

Presiden mengatakan pelarangan ekspor bauksit dilakukan untuk meniru keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan kapasitas pengolahan nikel setelah menghentikan ekspor dalam bentuk mentah pada Januari 2020. Langkah ini menarik investor internasional, terutama dari China, untuk membangun smelter lokal di Indonesia. Indonesia. Presiden menyatakan tujuan pelarangan ekspor bauksit adalah untuk mengulang keberhasilan tersebut.

Selain berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor Indonesia, undang-undang tersebut menjadi sumber sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Pemerintah akan tetap konsisten dalam melaksanakan hilirisasi sehingga nilai tambah dapat dinikmati di dalam negeri untuk pembangunan negara dan untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Widodo yang lebih akrab disapa Jokowi saat menekankan pentingnya lapangan pekerjaan. penciptaan. “Hilirisasi” mengacu pada proses penambahan nilai pada produk atau layanan yang ada dengan memindahkannya ke hilir dalam rantai produksi.

Sebelum penerapan larangan ekspor mineral oleh Jakarta pada tahun 2014, China adalah pembeli bauksit terbesar di Indonesia. Jakarta akhirnya mencabut larangan tersebut pada tahun 2017.

Wen Xianjun, mantan kepala departemen aluminium di Asosiasi Industri Logam Nonferrous China, mengklaim bahwa embargo yang diberlakukan Indonesia pada tahun 2014 malah mendorong China untuk meningkatkan upayanya mengembangkan sumber daya aluminium di Afrika.

“Jika dibandingkan dulu, impor bauksit China sekarang jauh lebih beragam,” tambah Wen.

Menurut data dari administrasi bea cukai China, China membeli 17,8 juta ton bauksit dari Indonesia pada 2021 dan 17,98 juta ton dalam 11 bulan pertama tahun ini. Ini mewakili sekitar 15,6% dari total impor China.

DAMPAK TERBATAS TERHADAP HARGA

Kontrak yang paling aktif diperdagangkan untuk aluminium di Shanghai Futures Exchange meningkat sebesar 0,2% menjadi 18.595 yuan per ton pada pukul 05:30 GMT, sedangkan kontrak berjangka aluminium tiga bulan di London Metal Exchange meningkat sebesar 0,6% menjadi $2.386,50 per ton.

Pengumuman yang dibuat oleh Indonesia diperkirakan tidak akan berdampak besar pada harga pasar.

“Itu tidak akan menyebabkan hambatan pasokan yang serius karena Indonesia sekarang hanya menyumbang bagian yang sangat kecil dari pasokan China,” kata seorang pedagang aluminium di sebuah rumah perdagangan besar di China tentang larangan tersebut. “Guinea dan Australia dengan cepat akan menutup volume yang hilang,” tambah trader itu.

Menurut Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia memiliki empat fasilitas pengolahan bauksit dengan kapasitas kolektif sekitar 5 juta ton untuk memproduksi alumina. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar 4,3 juta ton, dan masih banyak lagi yang sedang dibangun.

Menurut dia, cadangan bauksit di Indonesia cukup untuk bertahan hingga seratus tahun masa produksi.

Menurut undang-undang pertambangan negara tersebut, semua ekspor mineral yang belum diolah, termasuk tembaga, serta mineral lainnya, akan dilarang. Jokowi tidak merinci waktu pelarangan pasokan bahan lainnya.

Ia menyatakan, meski ada kemungkinan tindakan hukum terhadap Indonesia karena pelarangan ekspor bauksit, ia tidak akan tergoyahkan oleh prospek tersebut. Dalam sengketa ekspor bijih nikel yang terjadi sebelum WTO bulan lalu, WTO menemukan dukungan dari Uni Eropa. Indonesia telah mengajukan banding atas keputusan tersebut.