Munculnya digitalisasi di Indonesia telah menyebabkan peningkatan jumlah pelaku bisnis yang memanfaatkan teknologi digital untuk berinovasi dan membangun perusahaan rintisan mereka di seluruh negeri. Akibatnya, beberapa unicorn telah terdaftar di bursa nasional dan dunia.
Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi digital telah membuka potensi baru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membantu negara berkembang secara ekonomi.
Diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia, yang diperkirakan mencapai US$70 miliar pada tahun sebelumnya, akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$146 miliar pada tahun 2025.
“Dengan digitalisasi, semakin banyak pelaku usaha di Indonesia yang mengadopsi teknologi digital untuk berinovasi dan mengembangkan perusahaan rintisannya di seluruh tanah air,” kata Menteri Hartarto dalam video yang diputar secara virtual pada acara bertajuk “Huawei Connect 2022: Unleash Digital” itu. terjadi di sini pada hari Senin. Video itu ditampilkan selama bagian virtual acara.
Menurut dia, Indonesia saat ini sedang dalam proses membangun kerangka ekonomi digital nasional untuk mendorong kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan penting. Peningkatan jaringan fiber optik, menara BTS, data center, high-throughput satellites (HTS), serta pengembangan jaringan 5G, menjadi perhatian pemerintah yang terus mengarahkan perhatiannya pada pembangunan infrastruktur. fasilitas, baik di ranah fisik maupun digital.
Menkominfo mengatakan, Indonesia juga merupakan pionir adopsi orbit satelit bumi rendah.
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tujuan penting lainnya adalah pembudayaan sumber daya manusia. Saat ini, Indonesia membutuhkan setidaknya 600 ribu individu terampil digital per tahun.
Pemerintah berupaya menyiapkan tenaga kerja muda yang andal untuk menutup kesenjangan antara jumlah pekerjaan yang tersedia dan jumlah orang yang memenuhi syarat untuk mengisi pekerjaan tersebut. Untuk melakukan ini, mereka memasukkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam kurikulum pendidikan dan memperluas program pelatihan digital seperti program Kartu Prakerja.
Pencari kerja dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kesempatan untuk meningkatkan tingkat kompetensi mereka melalui program Kartu Prakerja, yang membantu peserta memperoleh keterampilan baru dan mengembangkan keterampilan yang sudah mereka miliki.
Selain itu, Menteri Hartarto menyatakan bahwa Indonesia berada di ambang pengesahan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi, yang selangkah lebih dekat dari sebelumnya.
Menurut informasi yang dia berikan, “Jika RUU itu disahkan menjadi undang-undang, Indonesia akan menjadi negara kelima di Asia Tenggara yang memiliki undang-undang khusus tentang perlindungan data pribadi, setelah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.”
Dia menekankan bahwa Indonesia telah menjadikan transisi ke ekonomi digital sebagai salah satu prioritas utama selama kepresidenan G20.
Ia menyatakan bahwa Indonesia sedang berupaya menuju pemulihan ekonomi global yang lebih inklusif, terutama melalui digitalisasi UMKM, perluasan inklusi keuangan, percepatan literasi dan keterampilan digital, serta reformasi tata kelola data global.
“Kolaborasi dalam skala regional dan mendunia mutlak diperlukan dalam masyarakat saat ini, di mana produk dan layanan data digital dapat langsung dikirim ke seluruh dunia. Negara-negara yang bekerja sama satu sama lain memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi semua orang” dia menambahkan.
Menurut Hartarto, diharapkan semua pihak dapat memperoleh wawasan dan menggali peluang untuk bersinergi dan berkolaborasi melalui penggunaan Huawei Connect 2022. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk mendukung transformasi digital dengan mendorong adopsi inovasi dan teknologi digital terdepan.
Beliau menyampaikan, “Mari kita gunakan momentum ini sebagai langkah utama untuk meningkatkan kerja sama dalam mempercepat dan menciptakan ekonomi digital dan terkoneksi yang inklusif untuk mewujudkan (a) digital berkelanjutan (masa depan) untuk Asia-Pasifik,” yang artinya “mari kita gunakan momentum ini”. sebagai langkah utama untuk meningkatkan kerja sama dalam mempercepat dan menciptakan ekonomi digital dan terkoneksi yang inklusif.”